PROGRAM NYATA JOKOWI DAN JUSUF KALLA


(19 Oktober 2014)


PMKRI Cab. Padang & Mahasiswa Katolik Kota Padang
            Pada hari Minggu 19 Oktober 2014 pada pukul18.00 WIB bertempat di sekretariat, anggota PMKRI Cab. Padang "Sanctus Anselmus" beserta Mahasiswa Katolik mengadakan bedah program nyata dari Jokowi dan Jusuf Kalla terkait pelantikan Presiden pada tanggal 20 Oktober 2014. Program tersebut dibedah secara point per point. Dari point pertama yang berisi peningkatan profesionalisme PNS, tingkatkan gaji dan kesejahteraan TNI-POLRI selama 5 tahun, serta program remunerasi PNS dituntaskan di Tingkat Pemerintah Pusat dan disebar luas ke daerah. Dari point pertama tersebut menuai berbagai macam sudut pandang dari peserta diskusi,diantaranya gaji PNS diambil dari pajak sedangkan pembayaran pajak di Negara kita tidak teratur jadi bagaimana menuntaskan program remunerasi PNS di Tingkat Pemerintahan Pusat, sedangkan dalam mengelola pajak dalam Negara sendiri masih belum berjalan secara teratur. Terkait juga dengan point pertama dimana salah satunya menaikkan gaji dan kesejahteraan TNI-POLRI merupakan salah satu program yang tidak efektif, dikarenakan melihat situasi dan kondisi lingkungan sosial yang ada TNI-POLRI malah berada dalam tingkat kesejahteraan yang cukup baik dalam klas-klas masyarakat, secara konstitusi gaji mereka untuk pangkat terendah sebesar Rp 1.450.00,00, dan jika program ini tetap berjalan akan mengakibatkan permasalahan anggaran Negara, seperti yang kita tau, bahwa salah satu permasalahan yang cukup penting dalam Negara Indonesia adalah mengenai anggaran, ketika gaji TNI-POLRI dinaikkan, dan memakan banyak anggaran, yang tersisa anggaran untuk pembangunan berapa ?
          Juga terkait profesionalisme PNS, saudara Firmauli Sihaloho mengharapkan, guru yang merupakan salah satu elemen PNS seharusnya juga bersikap professional terhadap sertifikasi yang diberikan, sertifikasi boleh dilakukan tetapi para PNS disini yang dimaksud adalah guru tidak menyalahgunakan sertifikasi yang mereka miliki. Seharusnya, sertifikasi tersebut digunakan untuk menunjang kualitas pendidik dalam menghadapi perkembangan IPTEK dan menyesuaikan dengan proses belajar mengajar.
          Point ke dua, yang berisi menyejahterakan desa dengan mengalokasikan dan desa yang dimana tiap-tiap desa diberikan dana sebesar 1,4 miliar dan perangkat desa dijadikan PNS secara bertahap. Terkait program yang kedua, Saudari Safrida Malau mengatakan,bahwa dengan adanya program ini dan direlevansikan terhadap kondisi provinsi Sumatra Barat yang menolak adanya UU Desa, sangat tidak mendukung, terutama kota Padang sendiri. Di dalam UU Desa yang sebelumnya juga sudah didiskusikan oleh anggota PMKRI, mengatur tentang bantuan anggaran dana yang diberikan kepada tiap-tiap desa yang diatur langsung oleh pemerintahan pusat bukan didistribusikan melalui pemerintahan daerah, dan ditambah juga sikap pemprov Sumbar yang menolak, dan terkait juga program nyata dari ayahanda kita Jokowi, bagaimana bentuk perkembangan desa-desa yang ada di Sumbar bisa sesuai dengan tujuan yang diharapkan? Dan Saudari Safrida Malau menambahkan, bahwa jika memang program ini dijalankan dan disesuaikan dengan UU Desa sebaiknya, pengakumulasian dana benar-benar diselidiki dan dikawal secara intensif, agar dana yang sudah ada tidak disalahgunakan.

          Diskusi mengenai bedah program nyata Jokowi dan Jusuf Kalla mengalami hambatan dikarekan waktu dan juga kondisi mahasiswa katolik yang banyak berhalangan untuk melanjutkan,j adi pembedahan secara point-point tidak dilanjutkan, dan langsung kepada harapan sebenarnya dan kritik terhadap Jokowi. Saudari Dinda (yang berkuliah di UNES ) menyampaikan bahwa pada program kedelapan dengan yang isinya meningkatkan kesejahteraan guru-guru pesantren, bagaimana dengan kita yang Katolik ? Berarti dari program ini lebih mendiskreditkan kita sebagai agama yang minoritas, seharusnya program tidak hanya mensejahterakan guru-guru pesantren, tetapi juga untuk sekolah swasta lainnya terkhusus sekolah-sekolah Katolik.
          Terkait program nyata Jokowi dan Jusuf Kalla sebanyak sembilan buah, Saudara Gregorius (yang berkuliah di UNP ) mengatakan bahwa untuk menaikkan gaji TNI-POLRI tidak penting terkait point pertama, dan di point kedua saudara Gregorius mengatakan bahwa kalau mensejahterakan desa dan mengalokasi dana di desa,saya setuju,tetapi alangkah lebih baiknya per-kecamatan, Point ketiga sebaiknya dihapus karena bisa merusak kawasan hutan lindung jika dilakukan pembukaan lahan sebanyak 1 juta hektra di luar pulau Jawa, dan juga saudara Gregorius mengatakan bahwa pada point ke enam dengan menurunkan tingkat pengangguran dengan menciptakan 10 juta lapangan kerja, itu terlalu mengada-ada, dikarenakan salah satunya kondisi kerja Indonesia saat ini yang sangat sarat dengan peluang lapangan kerja.
     Saudara Paulus ( Anggota PMKRI ) menambahkan bahwa dia setuju terdahap program Jokowi-Jusuf Kalla, terutama pada point 4, 5, 6 dan salah satu alasan juga karena pada Tahun 2015 Indonesia akan masuk pasar ASEAN, dan program tersebut mendukung untuk mewujudkan Indonesia dapat bersaing di pasar Asean. Saudari Elisa Ginting ( UNP ) mengkritik point 7 yang salah satu isinya layanan kesehatan gratis, disediakan rawat inap, untuk apa itu dilakukan tetapi obat-obatan yang merupakan aspek paling penting tidak dilengkapi dengan baik, harapan saya program yang ada dari Jokowi-Jusuf Kalla harus berkaitan antara kerja yang satu dengan yang lain.
          Dari Sembilan program nyata Jokowi-Jusuf Kalla mencakup segala permasalahan penting Negara Indonesia ini dari berbagai macam aspek, salah satunya yang ditekankan adalah pendidikan, yang dimana program tersebut memiliki 3 point terkait pendidikan. Sudah seharusnya kita sebagai warga Negara yang berdaulat mengawal proses dan kinerja dari Jokowi-Jusuf Kalla yang pada tanggal 20 Oktober 2014 nanti resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden, agar terwujudnya Indonesia yang benar-benar demokrasi, dan politik yang berbasis rakyat. 
HIDUP MAHASISWA !! 
(BGK)


Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama