Sejarah Singkat


PENDAHULUAN
            Dalam melukiskan sejarah berdiri dan perkembangan PMKRI Cabang Padang perlu kita bagi atas 3 bagian:
1.      Tahun 1957 – 1958                       : masa persiapan
2.      Tahun 1958 – 1962                       : masa kevakuman
3.      Tahun 1963 – sekarang     : masa kestabilan
I. Masa Persiapan (1957 – 1958)
            Sekitar tahun 1957, dunia perguruan tinggi di Sumatera Tengah mulai berkembang. Di daerah ini telah terdapat beberapa perguruan tinggi seperti: Fak. Ekonomi dan Fak. Hukum di Padang, Fak. Kedokteran dan FIPIA di Bukittinggi, Fak. Pertanian dan Perguruan Tinggi Pendidikan di Batusangkar.
            Waktu itu telah ada beberapa mahasiswa Katolik yang kuliah di berbagai perguruan tinggi tersebut. Guna untuk menyalurkan aspirasi dan membantu meningkatkan kecerdasan mahasiswa yang berasalkan agama Katolik yang kelak berguna bagi negara maka dirasa perlu untuk mendirikan “Perhimpunan Mahasiswa Katolik”. Sebagai realisasi dari maksud ini, diadakan pembicaraan – pembicaraan informal di antara mahasiswa Katolik di Padang yang berada di lingkungan Universitas Andalas yang disponsori oleh Sdr. Liem Swam Hong dan Sdr. Ong Sien Heng.  Kemudian awal Juli 1957 dilanjutkan korespondensi oleh Sdr. Liem dengan pengurus pusat PMKRI yang berkedudukan di Surabaya untuk menerima syarat – syarat (keterangan) berdirinya cabang PMKRI di Padang. Kemudian Sdr. Liem bertemu dengan Sdr. Tjoa Yu Tek dan berjanji akan kembali ke Padang bulan Oktober dan akan menetap  dan berstudi di Padang.
            Disebabkan waktu yang sempit, sedangkan syarat untuk mendirikan Cabang PMKRI diperlukan izin wali gereja setempat dan jumlah anggota minimal 20 orang (2/3 harus beragama Katolik) serta mendesaknya mahasiswa yang telah mulai kuliah  maka untuk menjaga agar mahasiswa Katolik jangan sampai memasuki organisasi-organisasi non-Katolik, pengurus pusat PMKRI menyarankan supaya secepat mungkin dibentuk “Perhimpunan Mahasiswa Katolik” berdiri dengan sebagai persiapan untuk berdirinya cabang PMKRI di Padang. Nanti setelah Perhimpunan Mahasiswa Katolik berdiri dengan persyaratan – persyaratan yang telah dipenuhi maka akan lebih mudah berubah menjadi cabang Padang.
Bulan Oktober 1957 Sdr. Tjoa Yu Tek kembali ke Padang, maka langsung dibentuk “Panitia Perhimpunan Mahasiswa Katolik” yang terdiri dari Sdr. Liem Swan Hong, Sdr. Ong Sien Heng, dan Sdr. Tjoa Yu Tek.
            Tanggal 6 Oktober 1957, bertempat di ruang SMA Don Bosco jam 16.00 diadakan rapat pembentukan “Perhimpunan Mahasiswa Katolik” yang dihadiri 17 orang (4 orang diantaranya Islam). Dalam rapat tersebut banyak diminta saran – saran dari Frater Servaas tentang pembentukannya. Tepat jam 19.00 WSU dengan resmi berdiri ”Perhimpunan Mahasiswa Katolik” dan sebagai nama pelindung “Sanctus Anselmus” (Uskup Agung Canterburry). Untuk sementara diberi nama Perhimpunan Mahasiswa Katolik Sanctus Anselmus (PMK St. Anselmus).
Susunan Badan Pengurus I St. Anselmus, yaitu:
Praeses                        : Tjoa Yu Tek
Vice Praeses    : Liem Swan Hong
Ab Actis          : Ong Sien Hong
Questor                       : Ang Ie Siong
Asseror                        : Ali Sabar
            Dalam waktu 10 hari saja sejumlah anggota PMK St. Anselmus telah menjdai 2 kali lipat yaiu 35 orang (25 orang beragama Katolik dan 10 orang beragama non-Katolik tapi menyetujui asas Katolik). Setelah memenuhi syarat tentang jumlah anggota dan izin wali gereja, maka pada tanggal 18 Oktober 1957 PMK St. Anselmus mengajukan surat kepada Pengurus Pusat PMKRI untuk meminta pengesahan sebagai cabang PMKRI Sumatera Tengah. Dasar dari PMk St. Anselmus meminta sebagai cabang Sumatera Tengah karena anggotanya terpencar di berbagai daerah. Juga disebutkan ancar – ancar tanggal 17 November dan pada hari itu juga diadakan misa pelantikan, sedangkan pada tanggal 23 November akan diadakan resepsi perkenalan dengan masyarakat.
            Tanggal 17 November 1957, dengan surat Pengurus Pusat PMKRI No. 263/PT/1957 PMK St. Anselmus secara sah diangkat menjadi “Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia ” Cabang Padang St. Anselmus sebagai cabang ke VII (keenam cabang yang telah berdiri: Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Bogor, Makasar).

II. Masa Kevakuman (1958 – 1962)
            Hanya beberapa bulan setelah kelahiran PMKRI Cabang Padang di Sumatera Tengah, terjadi pergolakan PRRI. Waktu itu keadaan sangat gawat dan kacau sehingga tidak memungkinkan untuk mengadakan aktivitas ke dalam dan ke luar. Selama itu pulalah terjadi kevakuman di dalam tubuh PMKRI Cabang Padang.



ARTI LAMBANG DAN WARNA


Arti Lambang


Landasan Segi Lima :
menunjukkan bahwa dasar perjuangan PMKRI adalah Pancasila.

Salib yang berwujud buku dan tangkai obor :
melambangkan PMKRI sebagai pengikut Kristus harus mengamalkan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah untuk menembus segala macam ketidakberesan serta mengamalkan ilmu tersebut dengan sungguh-sungguh.

Obor dan Lima Lidah Api :
1.      Lima Lidah Api            : PMKRI melaksanakan Pancasila secara satu kesatuan.
2.      Obor Keseluruhan       : PMKRI adalah penuntun dalam kegelapan.

Tujuh Belas Benih Padi :
melambangkan bahwa warga PMKRI sebagai anak rakyat, tahu akan arti revolusi 17 Agustus 1945 dan pembela revolusi 17 Agustus 1945.

Arti Warna
Merah :
melambangkan bahwa dalam perjuangannya, PMKRI harus berani untuk memperjuangkan keadilan, kebenaran, dan berani menentukan sikap secara tegas serta konsekuen.
Kuning :
melambangkan suatu kegairahan dan kemurnian yang harus dimiliki dan dijiwai oleh setiap warga PMKRI untuk selalu beramal, berbakti, dan belajar dengan kesucian dengan pelaksanaannya.
Putih   :
menunjukkan bahwa PMKRI berjuang, beramal, dan berbakti dengan tanpa pamrih di setiap waktu dan tempat.






















Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama