TANTANGAN PENGKADERAN PMKRI DI MASA PANDEMIK COVID-19

 


 Gambar 1. Suasana kegiatan MPAB PMKRI Cabanng Padang tahun 2015

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kader adalah perwira atau bintara dalam ketentaraan; orang yang diharapkan akan memegang pekerjaan penting dalam pemerintahan, partai dan sebagainya. Secara etimologi, kader berasal dari bahasa Yunani yakni cadre yang berarti bingkai. Dalam arti harfiah, kader adalah calon pemimpin. Seseorang yang diharapkan akan menjadi pemimpin atau melanjutkan estafet kepemimpinan dalam suatu organisasi. Dalam bahasa sehari-hari, kader dituntut mampu menjadi pemimpin, mampu menjadi suluh dimana dan kapan saja.

Setiap organisasi perjuangan/pergerakan identik dengan kaderisasi. Secara terminologis, kaderisasi merupakan proses percetakan kader. Seseorang yang dipersiapkan menjadi pemimpin akan melalui suatu tahap pengkaderan. Pengkaderan merupakan suatu proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader. Secara terminologis, definisi kaderisasi adalah proses percetakan kader. Kader adalah orang yang dipercaya mampu melanjutkan dan melaksanakan tugas-tugas yang ada dalam suatu organisasi.

 

Pengkaderan PMKRI Cabang Padang “Sanctus Anselmus”


Gambar 2. Cuplikan kegiatan Sidang Pembukaan MPAB 2020 via zoom meetings

Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Padang “Sanctus Anselmus” merupakan salah satu cabang organisasi PMKRI yang terletak di Kota Padang, Sumatera Barat. PMKRI adalah organisasi kemahasiswaan yang bergerak di luar kampus. Pada usianya yang ke-63, PMKRI Cabang Padang “Sanctus Anselmus” telah melalui berbagai rintangan dan dinamika pada pengkaderannya. Dua tahun setelah berdiri, PMKRI Cabang Padang “Sanctus Anselmus” vakum selama beberapa tahun (1959-1963) sebagai akibat adanya pergolakan politik di tanah Sumatera Barat. Setelah melalui masa yang sulit tersebut, PMKRI Cabang Padang “Sanctus Anselmus” sampai hari ini tetap aktif  dalam pengkaderannya. Tak terhitung sudah berapa banyak anggota yang telah melalui proses pengkaderan dalam organisasi ini.

Semenjak Maret 2020 sampai saat ini, wabah Covid-19 masih belum menemukan kata tuntas. Sampai saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa wabah ini akan segera berakhir. Tak ayal, pandemik Covid-19 turut serta mempengaruhi seluruh sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. Negara sampai kelimpungan mencegah penyebaran Covid-19 dan mengurus warganya agar tetap mematuhi protokol kesehatan dalam beraktifitas, (walaupun DPR dan pemerintah masih suka berkumpul mengesahkan UU yang konon katanya “bermasalah”)

PMKRI identik sebagai organisasi pengkaderan. Organisasi yang sampai saat ini dipercaya mampu melahirkan calon-calon pemimpin dimasa yang akan datang. Setiap anggota PMKRI dituntut mampu menjadi pemimpin, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk lingkungan masyarakat sekitar. Proses pengkaderan akan tetap berjalan tanpa pernah memandang kata cukup. Baik pengkaderan formal, informal ataupun non-formal.

Dari tahun ke tahun, PMKRI Cabang Padang “Sanctus Anselmus” melaksanakan proses pengkaderan secara tatap muka. Sebelum Covid-19 menghajar, PMKRI Cabang Padang “Sanctus Anselmus” belum pernah melaksanakan pengkaderan secara virtual. Pengkaderan  semakin pelik, ketika pengkaderan yang akan dilakukan adalah pengkaderan formal berjenjang. Kali ini, Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) dan Masa Bimbingan (MABIM) menjadi sorotan utama. Ada ketakutan yang menghantui, jika pengkaderan formal diadakan secara virtual, akan mengurangi kemampuan penyampaian nilai-nilai PMKRI itu kepada calon anggota. Maklum, logika yang mudah kita terima, mengingat banyaknya keterbatasan-keterbatasan yang terpampang di depan mata.

Ada ketakutan, jika kegiatan pengkaderan dilaksanakan secara virtual, nilai-nilai akan “kurang sampai” ke calon anggota/anggota. Selain mengenai nilai, ada juga ketakutan bahwa peserta kemungkinan akan bersifat lebih individualis mengingat pertemuan hanya dilaksanakan secara virtual. Kesan pengkaderan virtual tentu akan sangat berbeda dengan pengkaderan tatap muka. Biasanya, yang menjadi kendala utama adalah komunikasi antara DPC dengan calon anggota/anggota. Mengingat kegiatan dilaksanakan secara daring, tentu keaktifan calon anggota/anggota akan berbeda dibandingakan dengan pengkaderan tatap muka.

Sebagai contoh, PMKRI Cabang Padang “Sanctus Anselmus” baru saja mengadakan kegiatan MPAB secara virtual sejak tanggal 1 s/d 6 November 2020. Dengan keterbatasan yang ada, kita melaksanakan kegiatan dengan baik, tentu disertai dengan kekurangan-kekurangan yang ada. Peserta lebih sering mengangguk tak tentu, apakah sudah mengerti atau belum. Ada lagi peserta yang ikut zoom meetings sambil dipanggil orang tua atau orang di rumah. Ada yang tiba-tiba mematikan kamera video, karena kepentingan mendadak, dan lain segala macam. Tantangan semakin kuat, ketika ada peserta yang berdomisili di daerah yang tidak terjangkau dengan jaringan internet. Mau tidak mau, akhirnya kita menyesuaikan dengan kondisi peserta. Berkompromi dengan keadaan.


Gambar 3. Pemaparan materi Spiritualitas Kader oleh Romo Moderator via zoom meetings

Pada masa pandemik Covid-19 ini, sebagai organisasi kita harus mampu beradaptasi dengan keadaan yang ada. Terkhusus bagi Anggota Biasa PMKRI Cabang Padang “Sanctus Anselmus” sendiri, tentunya mengetahui bagaimana peliknya masalah anggota kita saat ini. PMKRI harus mampu menjadi rumah yang nyaman sebagai tempat belajar setiap anggotanya. Beberapa kegiatan harus menyesuaikan dengan keadaan. Berbeda dengan daerah lain di luar Sumatera Barat, kegiatan pengkaderan di PMKRI Cabang Padang “Sanctus Anselmus” semakin sulit mengingat kondisi mahasiswa Katolik yang berpencar di berbagai daerah dan berjumlah sedikit.

Namun kembali seperti yang disampaikan di awal, kader PMKRI Cabang Padang “Sanctus Anselmus” saat ini dituntut mampu mengatasi keadaan ini. Kegiatan pengkaderan harus dilakukan lebih kreatif tanpa mengurangi penyampaian nilai kepada calon peserta/anggota. Wabah Covid-19 bukan menjadi alasan untuk menghentikan kegiatan pengkaderan. Segala kendala ataupun hambatan yang ada, harus di-sharing-kan dengan seluruh anggota perhimpunan.

Pandemik Covid-19 harus menjadi tantangan positif bagi pengkaderan perhimpunan. Jika biasanya, kegiatan pengkaderan hanya diikuti oleh anggota yang berdomisili di Kota Padang, maka dengan inovasi kegiatan seperti saat ini, setiap anggota dapat mengikuti kegiatan tanpa perlu memandang waktu dan jarak. Menarik melihat bagaimana seorang anggota perhimpunan ikut kegiatan sambil menyuapi anaknya makan, bukan?

Kedepan, perhimpunan harus mampu berinovasi dalam teknis kegiatan pengkaderan yang ada. Seluruh anggota perhimpunan harus ikut berpartisipasi aktif dalam proses pengkaderan yang ada. Segala kendala dan hambatan yang menanti, dapat kita selesaikan dengan baik jika mau berbincang bersama.

Salam…

 

Gregorius Bryan G. Samosir

Ketua Presidium PMKRI Cabang Padang “Sanctus Anselmus” periode 2020/2021

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama